Jumat, 22 April 2022, pukul 14.00-16.00 WIB, Pusat Pengembangan Pemikiran Kritis UKSW kembali melaksanakan Kursus Epstemologi & Metodologi. Pada sessi kali ini Dr. Dwi Kristanto, dosen dari STF Driyarkara, memaparkan tentang dialektis dalam epistemologi hermeneutika.
Benarkah sains dapat menjadi pengamat realitas yang benar-benar netral? Pertanyaan yang menjadi awal dari pemaparan materi oleh Dr. H. Dwi Kristanto.
Sains dalam melakukan aktifitas verifikasi tidak pernah netral. Karena selalu ada backgroud knowledge dibalik kerja-kerja sains.
Menurut Heisenberg, hukum alam belum bersifat mutlak, namun dugaan. Untuk itu ada interpretasi dalam natural sains. Aktivitas mengetahui tidak lepas dari aktivitas menafsir. Pada saat seseorang mencari tahu tentang realitas obyek tertentu, maka yang dilakukan orang tersebut adalah menafsir obyek yang tidak dikenal dihadapannya.
Dalam lingkaran hermeneutika, pengetahuan diperoleh lewat aktivitas mengintegrasikan dan kontekstualisasi bagian-bagian (partikular) dalam keseluruan. Dengan melakukan aktivitas ini, maka kita mengetahui dan memahami segala sesuatu.
Dalam pemaparan materinya romo Dwi memaparkan tujuan dan hakekat dari hermenutika, hingga perkembangannya dalam konstruksi ilmu pengetahuan.
Ada tiga kondisi yang perlu diselidiki agar manusia bisa memahami, yakni: Hakekat Kesadaran, Hakekat Kebenaran, dan Hakekat Bahasa.
Dialog antara pemateri dan peserta membuat diskusi ini semakin menarik.
Video lengkap sessi 7: