Satya Wacana tidak hanya hidup untuk satu kurun waktu dalam sebuah ruang, namun hidup dalam ruang dan waktu yang terus berkembang. Karena organisasi merupakan sebuah organ dinamis yang terus berkembang. Menurut Webber, organisasi merupakan sebuah mesin yang memiliki orang-orang yang berkompeten yang terus bekerja dan bergerak. Ahli teori organisasi lainnya, mengungkapkan bahwa organisasi merupakan sebuah makluk hidup yang mampu untuk bergerak secara otonom. Dengan demikian, organisasi terus bertumbuh dan berkembang, karena memiliki mekanisme dan organisme yang terus membuatnya hidup. Dalam organisasi terdapat nilai-nilai yang menghidupinya. UKSW memiliki nilai yang terus membentuk orang-orang didalamnya, agar mampu terus berkarya ditengah-tengah masyarakat. Nilai-nilai ini akan dihidupi ketengah-tengah tiap akademisi UKSW sebagai wawasan yang hidup dalam tiap individu manusia UKSW. Pada akhirnya wawasan ini akan digenerasikan kepada penerus berikutnya, bahkan lingkungan yang lebih luas.
UKSW sejak tahun 1956 telah memiliki nilai dan pada akhirnya membentuk para akademisi didalamnya. Orang-orang dalam UKSW memiliki dua karakter, yakni karakter individu dan karakter nilai UKSW. Pada saat datang di UKSW, setiap individu perlu mengenal karakter UKSW. Hal ini akan menyebabkan perkawinan karakter individu dan UKSW, yang pada akhirnya membantu setiap individu mampu hidup dalam lingkungan akademis UKSW, dan membentuk manusia satya wacana.
Sekelompok peneliti di Amerika Serikat, seperti Jim Collis penulis buku manajemen bisnis, Jerry Poras dari Stanford University, dan beberapa peneliti lainnya, yang tergabung dalam sebuah penelitian, menunjukan sejumlah perusahaan visioner yang kuat ideologinya. Menurut Collins dan Poras, sebuah organisasi yang visioner harus memiliki core ideology. Hal ini mereka temukan dalam 18 perusahaan besar di Amerika Serikat. Perusahaan-perusahaan ini kuat dan visioner karena memiliki ideology yang kuat, dan dalam ideologi teresebut ada core values dan core purpose. Selain itu ada gerak mekanisme dalam perusahaan-perusahaan tersebut yang terus menggerakan basis-basis nilai dalam organisasi, yang terus berdialektika dengan lingkungan.
Core ideology merupakan karakter abadi, yang merekatkan kehidupan bersama sebagai sebuah organisasi. Walaupun dalam rentang ruang dan waktu terjadi perubahan kepemimpinan, system manajemen, teknologi dan hal lainnya, namun karakter organisasi tetap tinggal dalam aktivitas organisasi. Inilah core ideology. Didalam core ideology ada yang namanya core values. Hal ini merupakan nilai-nilai inti dan penting dalam organisasi. Core values adalah nilai-nilai prinsip yang menjadi panduan bagi tiap individu dalam bergerak. Perusahaan-perusahaan seperti Merck, Nordstrom dan Sony tidak hanya menempatkan keuntungan sebagai nilai utama, tapi juga menempatkan nilai-nilai kemanusiaan sebagai core values perusahaan. Nilai-nilai ini menghantar perusahaan-perusahaan tersebut ke masa depan dengan nilai yang adil dan visioner. Selanjutnya dalam core ideology ada juga yang namanya core purpose. Core purpose merupakan misi dari organisasi. Core purpose merupakan jiwa dari organisasi atau maksud dari organisasi tersebut berdiri dari para pendirinya. Dengan memikirkan kembali core purpose, maka kita melihat kembali maksud dari para pendahulu untuk membangun sebuah organisasi. Ada niatan besar yang melampaui zaman dari para pendiri saat mendirikan sebuah organiasi. Misalnya perusahaan Merck memiliki misi untuk melestarikan dan meningkatkan kehidupan manusia. Hewlett Parkard memiliki misi untuk berkontribusi pada kesejateraan dan kemajuan umat manusia. Demikian juga Sony memiliki misi untuk memberikan kegembiraan bagi kemajuan kemanusiaan. Ketiga perusahaan ini memiliki core purpose untuk membuat mekanisme perusahaan mereka terus dinamis dalam gerakan yang dikendalikan oleh lingkungan, namun memiliki visi dan misi yang konstan.
Visi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan ini dikenal dengan konsep Big, Hairy, Audacious Goals. Visi merupakan pikiran-pikiran besar yang menstimulasi perkembangan kinerja organisasi. Didalam kehidupan organisasi harus ada keseimbangan antara mekanisme untuk menggerakan perusahaan dan aktivitas perusahaan dalam menanggapi perubahan lingkungan. Hal ini dengan maksud untuk menjaga keseimbangan gerakan organisasi dalam dunia yang terus berubah. Banyak organisasi bisnis dan institusi lainnya yang memiliki Big, Hairy, Audacious Goals, seperti Ford dengan mimpinya ingin melakukan demokratisasi mobil, Wallmart bermimpi untuk memiliki $125 miliar ditahun 2000, Nike ingin menghancurkan Adidas, Stanford ingin menjadi Harvard di bagian barat Amerika, dan Watkins-Johnson ingin menjadi perusahaan yang dihormati seperti Hewlett Packard. Perusahaan-perusahaan ini memiliki mimpi besar dalam bergerak dalam lingkungan yang terus berubah. Mimpi ini menjadi penyeimbang gerakan mereka yang dinamis, sehingga tidak tergerus dan hilang dalam perubahan.
Lalu bagaimana dengan UKSW? UKSW sudah ada sejak 1955 dalam beberapa pertemuan persiapan yang dilakukan di Semarang dan Salatiga. Orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut yakni Pdt. Basuki Probowinoto, Ds Tan Ik Hay, Ds MAruli PAsaibu, selain itu ada juga intelektual Belanda seperti Jack Van der Waals. Pdt. Probowinoto sebagai inisator awal, berpikir bahwa kaum Kristen yang juga telah telibat dalam perjuangan kemerdekaan, harus berpartisipasi dalam kemerdekaan dengan memiliki sebuah universitas. Universitas ini akan melatih para pemuda untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Karena bangsa yang baru merdeka ini, membutuhkan pendidikan yang baik. Maka beliau mengajar para pendiri lainnya untuk mendirikan sebuah universitas Kristen yang didukung oleh banyak dewan Gereja atau Sinode dari seluruh Indonesia. Universitas ini akan mengawal Republik yang baru lahir ini untuk mendidik generasi muda Indonesia, dan pergumulan yang dihadapi ditahun itu adalah mempersiapkan para guru. Bangsa Indonesia membutuhkan guru-guru untuk melahirkan para intelektual untuk masa depan Indonesia. Itulah alasan dari UKSW lahir sebagai sebuah universitas. UKSW lahir ditengah Indonesia merdeka dan mengisi kemerdekaan. Hingga pada tahun 1956 dilakukan pembukaan UKSW yang namanya waktu itu Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia, di hotel Kaloka Salatiga. Saat itu Rektor pertama UKSW, Oeripan Notohamidjojo memberikan pidato pembukaan dengan judul “Menyegani Tuhan merupakan pangkal pengetahuan (Amsal 1:7).” UKSW diletakan oleh Rektor pertama dalam pondasi takut akan Tuhan. Maka asas pertama di UKSW adalah kedaulatan Tuhan di akui. Selanjutnya pada 30 November 1956 (tanggal resmi lahirnya UKSW), Notohamidjojo berpidato tentang tugas-tugas universitas dimasa peralihan. Tugas-tugas ini merupakan misi dan maksud dari universitas ini berdiri. Selanjutnya pada tahun 1959, UKSW menjadi universitas dengan menghadirkan fakultas yakni ekonomi dan hukum. Lalu pada tahun 1962 berdiri fakultas ilmu hayat, 1967 fakultas elektro, 1968 fakultas pertanian, 1969 fakultas teologi. Pada tahun 1981, saat usia 25 tahun UKSW menggumuli kembali misinya dalam tema “Dalam Tuhan usahamu tidak sia-sia.” Jadi UKSW ini lahir dengan banyak pergumulan, hingga 1981 ada perenungan untuk memaknai perkembangan UKSW. Selanjutnya UKSW terus berkembang, dari meminjam ruang-ruang kelas perkuliahan, hingga membeli lahan untuk membangun gedung sendiri untuk perkuliahan (yakni gedung A dan B), dan terus berkembang menjadi UKSW ditahun 2021.
UKSW menempatkan asas utama dalam gerakan perubahannya adalah pengakuan bahwa dalam Tuhan ada pengetahuan (Sovereignitas). UKSW sudah diberikan titik pijak untuk melihat realitas dan memelihara pengetahuan. Titik pijak tersebut adalah pengakuan akan kedaulatan Tuhan. Tuhan yang mencipta dan membuat kita semua berkenan dalam alam semesta. Karena Tuhan yang membuat alam semesta ini dengan sempurna, maka ada bahasa-bahasa universal yang sama, seperti Matematika, Fisika, Kimia dan lainnya. Bahasa-bahasa tersebut merupakan norma-norma yang Tuhan berikan, untuk itu kita harus mengakui dan tunduk juga pada norma-nomra tersebut dan berdialektika dalam bahasa tersebut (Normativitas). Selain itu ada asas aktualitas, karena manusia hidup dalam ruang dan waktu yang terus berkembang (Aktualitas). Asas yang terakhir adalah UKSW harus juga relevan dan berdampak bagi masyarakat dengan seperangkat ilmu dan teknologinya (Sosiabilitas).
Selanjutnya Notohamidjojo juga menempatkan Catur Rupa sebagai tugas UKSW. Catur Rupa ini merupakan tanggungjawab yang harus dijalankan oleh UKSW. Adapun tugas UKSW yakni: 1) Memelihara dan mengembangkan ilmu, mencari kebenaran berdaulat, yang mentransendesikan manusia, bangsa, dan negara; 2) Mendidik para student menjadi pengabdi kebenaran menurut syarat-syarat yang kami taati; 3) Mendidik pemimpin-pemimpin akademis; 4) Melanjutkan kebudayaan (transmission of culture).
Untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari, UKSW harus berjalan dengan nilai-nilai. Nilai-nilai ini harus tampak dalam dinamika UKSW. Nilai-nilai itu adalah kejujuran, kekhidmatan, kerendahan hati, kebenaran, keadilan dan kasih.
Dari core purpose dan core values diatas, maka dirumuskanlah visi universitas. Notohamidjojo menyatakan bahwa universitas adalah sebuah persekutuan ilmiah tingkat tinggi (UNIVERSITAS SCIENTIARUM). Universitas harus menjadi persekutuan antara para dosen dan mahasiswa yang membentuk creative minority. Universitas harus terus membina kepemimpinan. Universitas harus menjadi radar dan pemantau perubahan. Universitas harus menjadi pelayan profetik, yang membawa pesan-pesan ke banyak orang.
Dengan core ideology diatas maka diharapkan pada tahun 2057, UKSW sudah menjadi universitas yang terbaik di kawasan Asia. UKSW harus melahirkan pengetahuan dan transformasi teknologi bagi masyrakat dunia, agar hidup seimbang bagi alam raya. Untuk menuju 2025, maka pada tahun 2022 UKSW harus masuk dalam percaturan pendidikan di Asia tenggara dengan banyak perannya.
Disini kita telah melihat perubahan yang telah terjadi dari masa lalu, masa sekarang dan mungkin kita akan melihatnya dimasa datang. Perubahan ini diwarnai dengan berbagai pembaharuan. Pembaharuan mindset, manajemen, proses, strategi, dan lainnya, yang duduk diatas nilai-nilai yang telah dibangun oleh pendiri UKSW. Sebuah transformasi yang luar biasa.
Kondisi hari ini UKSW, sebagai kelanjutan dari perkembangan UKSW yakni ditahun 2021, UKSW telah terakreditas Institusi A dan sedang proses untuk menuju Unggul. Ditahun 2020, UKSW berada diperingkat 54 klasterisasi perguruan tinggi nasional, dan ditahun yang sama berada dalam peringkat 29 kemahasiswaan nasional. Selanjutnya pada tahun 2021, Webometrics sebuah institusi pemeringkatan internasional yang sudah diakui dalam survei pemeringkatan universitas-universitas di dunia, memasukan UKSW dalam peringkat 18 universitas terbaik di Indonesia, dan peringkat 1 PTS di Jawa tengah. UKSW juga sudah masuk dalam anggota ACUCA executive committee(Association of Christian Universities and Colleges in Asia).
Bagaimanakah UKSW dimasa depan? UKSW harus bergerak ke extraordinary move. UKSW harus bergerak dari good ke great. UKSW harus bisa melakukan lompatan besar menuju masa depan. Kita akan melihat wajah UKSW yang berbeda ditahun 2057, tapi dengan karakter dan nilai yang tetap.
*Tulisan ini bersumber dari pemaparan materi visi dan misi UKSW oleh Rektor UKSW, Neil S. Rupidara, SE.,M.Sc.,Ph.D, dalam kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru UKSW 2021