Melanjutkan postingan saya sebelumnya, kami di UKSW menantikan kehadiran teknologi AVR/XR dalam sistem pembelajaran di UKSW. Adopsi teknologi pembelajaran berbasis XR di UKSW khususnya berbasis platform teknologi AVR yang dikembangkan oleh EON-Reality, selanjutnya saya singkat EON.
EON adalah sebuah perusahaan solusi AVR yang berbasis di Irvine, California (Silicon Valley), AS. EON adalah salah satu leading firm dalam pengembangan teknologi AVR di dunia. Ia memiliki regional office di Singapura. Di Singapura, EON melakukan kemitraan strategis dengan Nanyang Technological University melalui kehadiran Center for Augmented and Virtual Reality (CAVR) di NTU. Dalam ekspansinya di Asia Tenggara, EON lalu mengembangkan kerjasama dengan King Mongkut’s University of Technology, Thailand. Kini giliran UKSW untuk terlibat dalam kerjasamanya dengan EON.
Seperti apa bentuk pembelajaran di atas platform XR – EON itu? Video di bawah memberikan sedikit lagi gambaran lanjut kepada kita, di samping video di postingan sebelumnya yang juga menunjukkan kemanfaatan AVR secara lebih luas di berbagi bidang kehidupan. Sebagaimana catatan saya sebelumnya, teknologi akan memfasilitasi. Yang diperlukan, ada imajinasi untuk pengembangan konten belajar yang didesain ke dalam platform AVR. Sekarang saya mau membayangkan bagaimana wujud pengajaran saya dan tentu saja pembelajaran mahasiswa-mahasiswa saya dalam matakuliah Sejarah Pemikiran Manajemen. Misalnya, bagaimana memahami munculnya gerakan human relations dari konteks kehidupan pabrik-pabrik di Amerika yang mana para buruh bekerja dalam setting kerja yang overload dan overtime dalam lingkungan kerja yang buruk demi mengejar economic efficiency dan produktivitas. Itu setting dunia kerja di sekitar 1920-1930an. Saya bisa membawa visualisasi setting itu dengan menyertakan data yang cukup tentang poor working conditions yang menekan psikologi kerja. Saya bisa melakukan shifting historis ke setting serupa di negara-negara less developed economies hari ini yang masih mengandalkan model desain kerja yang menekan buruh untuk economic gain, sambil menghubungkan dari setting ke setting ketika terjadi pergeseran bentuk perhatian ke human relations approach yang terus berevolusi ke praktik-praktik kerja modern yang makin menghargai manusia pekerja. Saya membayangkan ini membutuhkan gambar-gambar perbedaan setting sekaligus muatan data di dalamnya sehingga ketika mahasiswa klik elemen gambar tertentu keluar data atau informasi relevan yang ketika diklik lagi elemen gambar yang lain yang settingnya berubah kondisi kerjanya, maka keluar data karakteristik setting itu, durasi waktu yang diperlukan untuk perubahan itu, bahkan seluruh informasi proses transformasi yang melibatkan ketegangan dan konflik antar kelas. Mahasiswa mungkin bisa diberi sebuah “setting polos” yang dapat dikonstruksinya yang sedemikian rupa menggunakan imajinasinya setting tempat kerja seperti apa yang diinginkan oleh seorang pekerja millenial setelah memahami evolusi berkeringat dan berdarah dalam dunia kerja, bukan sebuah sekedar mimpi di siang bolong tidur-tiduran enak di pinggir pantai. Mencapai level kesejahteraan hingga hari ini telah memakan energi yang tidak kecil dalam rantai transformasi pemikiran dan praktik manajemen. Hmm.. ini saya baru sedang bayang-bayangkan bagaimana saya mau mengemas pengajaran Sejarah Pemikiran Manajemen dalam platform AVR. Itu mungkin juga baru satu dua modul. Tapi semoga kita bisa membayangkannya. Kalau membayangkan ini membuat materi pembelajaran teknik mesin lalu menghadirkan satu kesatuan utuh mesin motor yang bisa dipreteli satu per satu dan direkonstruksi lagi, masih mudah dibayangkan. Jadi, semoga dapat dipahami apa yang saya maksudkan dengan menyatakan, teknologi memfasilitasi, lalu tinggal imajinasinya berjalan seperti apa.
Asyikkah pembelajaran seperti itu? Mestinya asyik. Sejauh data ada, imajinasi bekerja, you can make a highly interesting and engaging learning module. Bukan anda saja yang perlu berimajinasi, mahasiswa juga akan berimajinasi saat dia berinteraksi dengan modul itu. Got it? Semoga.
Tulisan ini ditulis dan di-share 27 Juni 2021 oleh Neil S. Rupidara diaplikasi Facebook.