Klaus Schwab memperkenalkan konsep fourth industrial revolution atau lebih sering disebut revolusi industri 4.0. Intinya, kemajuan peradaban yang didorong oleh industry 4.0. digambarkan sebagai suatu kondisi di mana kemajuan teknologi menjadi sedemikian rupa sehingga percampuran antar teknologi yang memungkinkan ditembusinya batas-batas antara realitas fisik, biologis, digital, bahkan imajinatif. Dengan dukungan teknologi kecerdasan buatan, robotika, big data, internet of things dan sejenisnya, aksesibilitas ke dan interkonektivitas di antara berbagai konteks kehidupan akan sedemikian rupa terjadi di luar bayangan kita. Saya misalnya bisa dalam sekejab seolah-seolah dengan berkendaraan ruang angkasa mengeksplorasi sistem keplanetan kita yang mengorbit matahari (solar system) atau bahkan merambah galaksi bima sakti (Milky Way). Padahal saya sesungguhnya sedang duduk dalam sebuah laboratorium extended reality, menggunakan kacamata cerdas (XR glassess). Seluruh data konstelasi bintang-bintang dan keplanetan, perbulanan, dan atmosfir tersedia begitu saja di dinding pesawat yang saya tumpangi begitu saya bergerak dari satu titik kosmik ke titik kosmik lainnya. Karena bahan bakar saya hampir habis saya tekan tombol reset dan jatuhlah saya di sungai Amazon, duduk di atas sebuah rakit. Arus deras mengalirkan rakit begitu cepat sambil data tentang kekayaan hayati baik di sungai maupun di hutan yang dilewati semua tampil begitu saja seperti sebuah video yang diputar lebih cepat. Saking cepatnya pergerakan rakit, saya sulit kendalikan, lalu rakit menghantam batu dan terlemparlah saya keluar rakit, tapi herannya jatuhnya kok di atas salju pegunungan Alpen Swiss. Rupanya saya sedang berselancar di atas ski menuruni bukit. Seluruh data tentang suhu udara, kelembaban, bahkan nama dan ukuran puncak-puncak gunung serta jumlah dan kedalaman lekuk-lekuk lembah dan ngarai tersaji begitu saja. Saking terpukau dengan seluruh pengetahuan baru itu, lagi-lagi saya terantuk dan jatuh terpelanting, sedikit pingsan. Begitu siuman, rupanya saya baru terbangun dari tidur. Aroma kopi dan pisang goreng sudah menyambut. Saya tadi sedang mencoba perangkat pembelajaran berbasis teknologi augmented and virtual reality (AVR) atau versi terkininya extended atau cross reality (XR). Saking asyik dengan realitas campuran yang imajinatif itu, saya jatuh tertidur. Malu juga rasanya, tetapi itu dia, sudah disambut dengan coffee break plus pisang goreng di luar lab.
Pembelajaran masa depan di era industri 4.0. akan dipermudah oleh peranglat teknologi XR yang menghubungkan berbagai konten belajar dan jenis realitas gabung antara yang nyata dengan yang buatan. Semua akan sejauh imajinasi dalam mencipta dan menghubungkan. Teknologi akan membantu. Realitas-realitas yang interconnected itu pada dasarnya akan menjadi realitas baru kehidupan kita, sejauh pergerakan teknologi memfasilitasi ke sana. Dan, di dalam optimisme tertentu, kita sedang menuju ke sana.
Pergerakan teknologi dan karakteristik pembelajaran di era teknologi XR. The future is here, it is coming to us. Tidak terhindarkan, teknologi pembelajaran berbasis AVR/XR sudah akan tiba di UKSW. Karena itulah di judul tulisan ini saya bertanya, are you ready? Mestinya responnya adalah, SIAP! Kalau begitu, mari kita berproses transforming bukan saja UKSW sebagai a community of higher learners, but the wider society as well.
Tulisan ini ditulis dan di-share 25 Juni 2021 oleh Neil S. Rupidara diaplikasi Facebook.